Selasa, 27 Mei 2014

HARI JADI BOGOR DAN UPACARA GURU BUMI

Edukasi Kebudayaan
 
Oleh : Taufik Hassunna (Budayawan Bogor)



Taufik Hassunna
Secara tradisional, letak ibukota Pakuan Pajajaran berada di Kota Bogor sekarang. Anggapan itu didukung bukti-bukti sejarah dan hasil penelitian kepurbakalaan. Salah satu bukti sejarah yang masih ada sampai sekarang adalah sebuah prasasti di daerah Batutulis.Dalam prasasti Batutulis diberitakan :

PRASASTI BATUTULIS

1.....wang na pun ini sakakala, prebu ratu purane pun diwastu.

2. diya wingaran prebu guru dewataprana diwastu diya dingaran sri.

3. baduga maharaja ratu haji di pakwan pajajaran sri sang ratu de-

4. wata pun ya nu nyusuk na pakwan diya anak rahyang dewa nis-

5. kala sa(ng) sidamokta digunatiga, i(n) cu rahyang niskala wastu.

6. ka(n) canasa(ng) sidamokta kanusalarang , ya siya nyiyan sakaka-.

7. la gugunungan , gablay nyiyan samida, nyiyan sanghyang talaga.

8. rena maha wijaya, ya sinya pun.....i saka, panca panda

9. wa e (m) ban bumi.

(semoga selamat. Inilah tanda peringatan (untuk) prabu Ratu almarhum, dinobatkan dia dengan nama Prabu Guru Dewataprana, dinobatkan (lagi) dia dengan nama Sri Baduga Maharaja ratu penguasa di Pakuan Pajajaran Sri Sang Ratu Dewata. Dialah yang membuat parit(pertahanan) di Pakuan. Dia anak Rahiyang Dewa Niskala yang mendiang di Gunatiga. cucu sang Rahiyang Niskala Wastu Kancana yang mendiang ke Nusa Larang. Dialah yang membuat tandaperingatan berupa gunung gunungan , mengeraskan (jalan) dengan batu. membuat hutan samida. membuat Sanghiyang Talaga Rena Maha Wijaya. Ya, dialah (yang membuat semua itu). (ditulis) Dalam tahun Saka lima-pandawa-pangasuh-bumi(1455 saka)atau (1533Masehi)

Dalam cerita pantun Bogor disebutkan, pada masa Pajajaran setiap tahun selalu diadakan perayaan upacara "Gurubumi" dan "Kuwerahabakti ".

Kuwera artinya kekayaan (kemakmuran) . Upacara tsb diadakan 49 hari setelah penutupan musim panen jatuh, akhir bulan Maret. Bila dari akhir Maret jamu 58 hari (49+9) atau kira-kira dua bulan, maka upacara "Kuwerabakti" sebagai penutupan upacara "Gurubumi" akan jatuh pada akhir Mei atau awal Juni .

Menurut perhitungan yang teliti, bulan purnama pada bulan Mei 1482 bersamaan dengan tanggal 15 Rabiulawal tahun 887 Hijrah dan itu justru jatuh pada 4 Mei 1482, sedangkan upacara "Kuwerabakti" pada akhir Mei atau awal Juni . Dengan demikian, ditetapkan bahwa upacara yang dimaksud berlangsung pada awal Juni 1482. Malam purnamanya bertepatan dengan tanggal 15 rabiul akhir 887 Hijrah yang jatuh pada tanggal 3 Juni 1482. Dan 3 Juni 1482 itu pula dijadikan sebagai hari jadi Kota Bogor.

KUWERABAKTI DAN GURU BUMI MENURUT PANTUN BOGOR

Sadu Muhung

pun Sapun ka luluhuran

pun tabe ka handapeunana

menta ditangtung payung

ka Hyang rumuhung

nu mancuh di buana nyungcung

menta pangraksa ka Hyang ambu

Sri Rumbiyang Jati

nu ngancik dina hujan ngaririncik

bumi suci alam padang

menta pangreksa ka Hyang ayah

Sang Kuwera Guru Bumi

nu lungguh di halodo heuheuleutan

jagat wiyang kahiyangan

kula deuk nyabla kula deuk meta

seseren tahun nu undur

ku tahun nu panggantian

upacarana "GURU BUMI"

sapulukan sapakprakan

tanda punjung ka karuhun

puja bakti ka Hyang Suci Panganjali

ti putu puyut cangah bao eujeung wareng

sahunyur lembur ………….

titilarna Pajajaran

pun, sapun .....

rahayu suasti astu

nirmala seda malilang

sampura .... isun ....!

Diatas adalah sepenggal Rajah dalam melaksanakan salah satu acara besar dalam budaya Sunda yang disebut Seren Taun Guru Bumi atau Acara Panen Raya yang dilakukan dalam waktu satu tahun sekali, pada saat selesai panen pertanian, dalam kehidupan masyarakat Sunda, upacara Seren Taun diadakan untuk menghaturkan rasa syukur kepada Sanghyang Tunggal yang telah memberikan hasil pertanian dan kebaikan yang telah dilimpahkan di tahun yang baru berlalu juga berharap di tahun yang akan dating semuanya bisa lebih meningkat hasil pertanian dan segala sesuatunya.

Seren taun pada dahulu saat masih di jaman Nagara Sunda pelaksanaannya serempak di wilayah Nagara terhitung mulai dari Pakuan sampai ke daerah-daerah kapuunan dan ka-kolotan. Upacara ini terdiri atas yang bersifat tahunan yang disebut seren tahun guru bumi berlaku di pakuan dan di tiap wilayah, dan sewindu sekali yakni upacara seren taun tutug galur atau lajim disebut upacara kuwera bakhti yang dilaksanakan khusus di Pakuan.

Dari kedua bentuk upacara ini tidak terdapat perbedaan mendasar.Kalaupun ada, hanya kelengkapan upacaranya termasuk batas waktu dan tempat pelaksanaannya. Seren taun guru bumi baik di pusat kerajaan maupun diwilayah-wilayah dilaksanakan 4 hari sebelum bulan purnama dan berakhir pada hari malamnya bulan purnama pada esoknya tanggal 1, Mangsa guru , bulan ke-1 kalender Sunda Pajajaran. Sedangkan Upacara seren taun tutug galur atau upacara kuwera bakti, dilaksanakan 10 hari, diawali 10 hari pada bulan mangsa bakti sebelum bulan purnama dan puncaknya sama yaitu pada hari malamnya bulan purnama, yakni pada esok harinya tanggal 1 bulan mangsa Guru (awal tahun).

Seren Taun dilaksanakan sesuai perhitungan para puun adat yang disebut tri tangtu sesuai dengan Pantun Bogor "curug Sipada Weruh", seperti pada saat zaman masih jayanya Nagara Sunda Pajajaran, menghitung dengan rincian 12 bulan. Jadi dalam jangka waktu 12 bulan disebutnya satahun. Lamanya bulan tidak menghitung banyaknya hari, tapi lewat hitungan mulainya bulan purnama sempurna sampai bulan padam tidak tampak di langit, juga dari bulan mulai tampak di langit sampai purnama lagi. Siang hari setelah malammnya bulan purnama disebutnya po kahiji, dalam hitungan tiap 1 bulan selalu dibagi menjadi dua :

1.     Marang kala sirna ( dari mulai bulan purnama sampai bulan padam ) paro peteng/krisna paksa

2.     Marang kala jatra ( siang setelah malamnya bulan padam sampai malam bulan purnama lagi ) paro terang/sukla paksa
 

Nama-nama bulan pajajaran :

bulan kahiji -- mangsa guru -- kapat

bulan kadua -- mangsa bumi -- kalima

bulan katilu -- mangsa ratu -- kanem

bulan kaopat -- mangsa desa -- kapitu

bulan kalima -- mangsa ngarang -- kawalu

bulan kagenep -- mangsa lilir -- kasalapan

bulan katujuh -- mangsa rarawat -- kasapuluh

bulan kadalapan -- mangsa dadama -- hapit kayu

bulan kasalapan -- mangsa sesela -- hapit lemah

bulan kasapuluh -- mangsa budi -- kasa

bulan kasabelasa -- suda mangsa -- karo

bulan kaduawelas -- mangsa bakti – katiga

 

(tilu tungku keukeumbingan, tungku hiji ngeumbing resi, tungku dua ngembing rama, tungku tilu ngeumbing ratu )

 

Urutan Upacara Seren taun dari hari pertama hingga hari ke empat dimulai dengan Upacara ”Netepkeun pare” ( memasukan padi ke leuit ), Upacara Muja ( Berdoa kepada Sanghyang Tunggal ), Ngembang ke Pamunjungan / Patilasan Karuhun, Upacara Rakyat, “Majiekeun Pare Ayah Dan Ambu Ke Dalam Lumbung Ratna Inten”, dan terakhir acara hiburan rakyat seperti uyeg, angklung gubrang, tulub dll atau hiburan baru yang berkembang saat ini. Pada pelaksaannya sekarang acara seren taun bisa dilaksanakan lebih dari empat hari disesuaikan dengan daerah yang melaksanakannya sesuai dengan keperluan dan kepentingan masing – masing dan juga urutan acara biasanya sudah di modifikasi lagi sesuai kepercayaan dan keyakinan daerah – daerah tersebut namun pada intinya mereka masih tetap mempertahankan nilai asli budaya asalnya.

 

Kini upacara seren taun masih dilaksanakan di lingkungan masyaraakat yang hidup dari pertanian, terutama pada yang masa kini diberi julukan masyarakat adat seperti di masyarakat adat Pancer Pangawinan ( Citorek, Urug, Ciptagelar, Cisungsang, Cicarucub, Lebak Larang, Cisitu, Karangpopong, Tegal Lumbu, Cibengkang, Ciusul, dll ), masyarakat adat Cigugur, masyarakat adat Kampung Naga, Kampung Kuta dll. Sedangkan di lingkungan masyarakat adat Baduy, karena struktur kemasyarakatan adat tri tangtu di buminya masih dalam satu lingkungan desa adat/desa Kanekes yang disebut teulu tangtu-Cikeusik-Cikartawarna-Cibeo. Upacara yang mereka gunakan masih dalam struktur kawalu ( tembey, tengah, tutug ) dilaksanakan selama 3 bulan sampai terakhirnya upacara muja dan ditutup dengan upacara seba.

 

Upacara Gurubumi dahulu diadakan 49 hari setelah upacara penutupan musim panen di daerah-daerah dan 9 hari sebelum malam bulan purnama (antara minggu kedua Mei sampai dengan ketiga Juni).

 

Perhitungan seperti itulah yang mendasari perhitungan HARI JADI BOGOR, yang mengambil momentum upacara Gurubumi dan Kuwerabakti pada tahun 1482 ketika Prabu Siliwangi dinobatkan, "3 JUNI" 1482(sumber sejarah/prasasti batutulis tidak menyebutkan bulan dan tanggal).

 

Tidak ada komentar:

Posting Komentar