Sabtu, 21 Juni 2014

Panen Raya Poktan Sri Rahayu Peran Penyuluh Tingkatkan Produktivitas Petani

Bogor  (EB) - Panen Raya di Desa Sukaraksa Kecamatan Cigudeg Kabupaten Bogor digelar selasa (3/6 ) lalu di hadiri Agus Setiadi, SP. kepala BP3K wilayah Cigudeg, Suyana kepala UPT Pertanian Cigudeg, Antoko Perwakilan Dinas Pertanian Kab. Bogor, H. Nana Sukmana dan Asep Kurnia dari BKP5K Kabupaten Bogor.

Panen padi dilahan seluas 20 Ha milik kelompok Tani (Poktan) Sri Rahayu dalam kegiatan Gerakan Peningkatan Produksi Padi Berbasis Masyarakat (GP3M) dianggap berhasil, Varietas padi yang ditanam poktan ini yaitu komoditas Mekonga dengan perlakuan konvensional yang menggunakan pupuk lengkap.

Setelah dilakukan ubinan 2,5 x 2,5 meter, produksi padi rata-rata 5,4 Gabah kering giling (Gkg) per hektar maka sudah bisa dipastikan hasil panen mencapai 8,64 Gabah kering panen (Gkp) per Hektar. Karena itu, kegiatan GP3M dalam rangka meningkatkan ketahanan pangan akan terus ditingkatkan agar para petani bercocok tanam dengan baik dan benar untuk meningkatkan hasil produksi mereka.


Seperti yang dikatakan Agus Setiadi, ketika menyampaikan sambutannya pada acara panen, “ selaku Kepala Balai Penyuluh menyampaikan apresiasi dan ucapan terima kasih kepada Basir ketua Poktan Sri Rahayu yang telah mengikuti dan menjalankan Kegiatan GP3M dari awal tebar sampai panen pada saat ini dengan hasil produksi yang menggembirakan, mudah-mudahan keberhasilan pada panen ini dapat diikuti oleh para petani yang lain.

Agus Menambahkan Sesuai dengan Tupoksi Penyuluh, saya berharap penyuluh pertanian dapat meningkatkan kesejahteraan petani melalui penyuluhan kepada kelompok tani binaan, sekalipun anggaran untuk penyuluh itu terbatas, saya percaya para penyuluh di wilayah BP3K Cigudeg khususnya dapat melaksanakan tugasnya untuk menyampaikan Informasi dan teknologi pertanian agar dapat meningkatkan hasil produksi dan kesejahteraan petani.

Usai melakukan ubinan dan temu lapangan, kegiatan Panen Raya ditutup dengan do`a dan diakhiri makan bersama beralaskan daun pisang sebagai simbol kebersamaan yang tak pernah membedakan status sosial.

Ditempat terpisah, Agus setiadi mengatakan kepada EB. “Peran serta penyuluh diharapkan dapat merubah kebiasaan lama para petani yang bercocok tanam dengan mengandalkan alam, seiring kemajuan teknologi dan informasi pertanian, semoga apa yang di sampaikan penyuluh kepada poktan binaan dapat meningkatkan pengetahuan petani dan produktivitas hasil pertanian,” katanya. (Dun2)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar