Selasa, 03 Juni 2014

Masa Depan Bogor di Tangan Orang Bogor

Advertorial Hari jadi Bogor ke-532
Aktivitas masyarakat dalam rangka mewujudkan sungai
yang bersih dan sehat

Tanggal 3 Juni 2014, Kota Bogor memasuki usianya yang ke-532 tahun. Usia itu dihitung sejak Sri Baduga Maharaja menetapkan wilayah yang diapit Sungai Ciliwung dan Cisadane ini sebagai pusat Kerajaan Pakuan Pajajaran.

Dari zaman ke zaman dan dari masa ke masa, masyarakat yang tinggal di patilasan Pajajaran ini telah menyaksikan dan telah merasakan perubahan demi perubahan yang menghantar Kota Bogor seperti pada keadaannya sekarang. Ada perubahan yang menggembirakan dan tidak sedikit perubahan yang mencemaskan.

Fasilitas umum milik kita bersama,
kita jaga dan pergunakan sesuai dengan fungsinya
Diantara perubahan yang menggembirakan, adalah sekarang ini masyarakat sudah dapat merasakan sejumput sentuhan modernitas sebuah kota. Misalnya, siapapun sekarang dengan mudah bisa mendapatkan transportasi untuk wara wiri di dalam kota maupun untuk melangkah ke luar kota. 

Terakses dengan mudah ke Bandara Sukarno Hata untuk terbang ke berbagai daerah dan ke luar negeri. Juga mudah berkomunikasi menggunakan peralatan komunikasi modern, mendapatkan pelayanan pendidikan yang lebih bermutu, pelayanan kesehatan yang berstandar baik, pelayanan air bersih, pelayanan gas serta mendapatkan layanan perbankan di berbagai bank nasional, pelayanan hotel berstandar hotel berbintang dan lain sebagainya.

Begitu pun barang-barang kebutuhan pokok dari yang tradisional sampai modern, aneka jenis makanan dan pakaian serta kebutuhan sandang pangan lainnya, mulai yang bercitarasa lokal sampai dengan citarasa internasional. Semuanya mudah diperoleh sejauh terjangkau oleh kemampuan ekonomi masing-masing.
Membiasakan hidup bersih bisa dimulai dari sejak usia dini
Diperlukan kerja keras untuk menangani sampah
yang cenderung terus bertambah
Kondisi itulah yang membuat Kota Bogor kemudian menjadi salah satu titik tujuan orang-orang dari berbagai kota dan dan dari berbagai daerah serta dari berbagai negara untuk berwisata. Berkunjung sejenak, bahkan sampai memilih dan membeli rumah untuk menjadi tempat tinggal mereka. Ada kebanggaan bagi warga Kota Bogor ketika menyadari kenyataan bahwa mereka telah menjadi warga sebuah kota yang maju dan menuju kota yang memiliki standar-standar sebagai kota besar dan memiliki sentuhan kehidupan modern. Apalagi pada kenyataannya, kehidupan kita di Bogor relatif tenang dan tentram. Tidak terancam oleh bahaya bencana alam, tidak terintimidasi oleh aksi kekerasan apapun termasuk terorisme dan kriminalitas serta tidak terganggu hiruk pikuk kerusuhan, bentrokan antara warga dan ancaman keamanan lainnya.

Tetapi pada saat yang sama, masyarakat juga harus menyaksikan perubahan demi perubahan yang mencemaskan. Sekarang penduduk Kota Bogor sudah berjumlah lebih dari 1 juta jiwa dan diperkirakan akan terus bertambah bila laju urbanisasi dan angka kelahiran terus meningkat. Kota menjadi semakin padat, karena mobilitas warga sangat tinggi, sehingga kita merasakan macet di jalanan serta merasakan antrian panjang membeli tiket kereta api bahkan antri untuk sekadar membeli tiket bioskop atau membeli jajanan.
Meningkatkan dan melestarikan kekayaan seni budaya

Di jalanan polusi udara meningkat, sementara di pemukiman pembuangan limbah rumah tangga  terus terjadi. Air sungai dan air sumur terancam pencemaran limbah rumah tangga dan industri kecil. Sementara itu lahan-lahan hijau, kebun, ladang  dan sawah sudah berubah peruntukannya dan sudah berganti wajah dengan bangunan perumahan, ruko, mall dan sebagainya.

Secara keseluruhan daya dukung alam semakin melemah. Padahal Kota Bogor juga tak bisa menghindar dari proses pemanasan global, sehingga wajar jika warganya tidak bisa lagi merasakan kesejukan Bogor setiap hari dan melihat kabut menyelimuti kota setiap pagi dan sore hari.

Transportasi masal perlu terus dikembangkan
untuk mewujudkan kota sejuta taman
Pemukiman memang semakin padat, sampah rumah tangga pun cenderung terus bertambah dan semakin banyak dibutuhkan air bersih, ketersediaan listrik, ketersediaan gas dan bahan bakar minyak. Begitu pula dibutuhkan semakin banyak sekolah, semakin banyak puskesmas dan rumah sakit serta pasar dan semakin luas taman-taman tempat bermain selain ruas–ruas jalan baru untuk mengatasi kemacetan.

Lapangan kerja juga perlu diperluas, petugas kebersihan, petugas keamanan, guru, tenaga medis, tenaga spesialis juga harus terus ditambah. Semua itu konsekuensi logis yang harus dihadapi dari perkembangan Kota Bogor.

Perubahan-perubahan tersebut mencemaskan, karena kalau tidak diantisipasi dan tidak ditangani, maka semua perubahan itu akan berakumulasi dan tumbuh serta berkembang menjadi problema sosial ekonomi yang berat, seperti yang dialami kota-kota besar di negara manapun.

Ajakan Pemimpin Baru

Bima Arya sebagai Walikota baru dengan pasangannya Wakil Walikota,  Usmar Hariman menyadari, semua tantangan masalah akan sulit diatasi apabila tanpa dukungan dan kerjasama dari semua pihak, oleh karena itu mereka terus mengajak berbagai elemen masyarakat Kota Bogor untuk terus bersama-sama memberikan kontribusi terbaiknya bagi proses perbaikan kota ini.

Penataan PKL untuk mewujudkan kota nyaman
menjadi tanggung jawab bersama
Kota Bogor adalah milik semua, pembangunan untuk semua, pembangunan juga untuk masa depan kita semua,” kata Bima. “Saya bersama Wakil Walikota dan seluruh jajaran Pemerintah Kota Bogor akan mengerahkan energi terbaik kami, semangat terbaik kami, dan komitmen terbaik kami untuk mengurai dan menyelesaikan semaksimal mungkin berbagai masalah di Kota Bogor,” lanjutnya.    

Disadari, memang tidak mudah untuk mewujudkan kerjasama diantara semua pihak, karena selalu ada perbedaan pandangan dan sikap. Namun di mata Bima, melalui semangat kebersamaan, keberagaman tadi bisa menjadi faktor pendorong yang menentukan.

Silaturahmi untuk mewujudkan kebersamaan
dan menampung aspirasi masyarakat
Jadi, “Perbedaan adalah anugrah dan kebersamaan adalah keniscayaan,” katanya.Jangan biarkan kita menjadi serpihan-serpihan potensi yang berserak tak terikat, tak menyatu dan tak terarah karena perbedaan-perbedaan  pendapat dan pandangan dalam menyikapi situasi dan kondisi Kota Bogor masa sekarang dan masa nanti,” lanjutnya.

Bima mengajak warga masyarakat Kota Bogor menyatukan hati gabungkan diri, untuk menjadi kekuatan hakiki yang dibutuhkan agar dapat  mengatasi setiap hambatan dan memenuhi mimpi dari setiap warga Bogor untuk hidup di Kota yang nyaman, dengan insan-insan yang yang beriman, dan pemerintahan yang transparan. Bima mengingatkan, “Bogor adalah kota kita, masa depan kita dan itu semua ada di tangan kita.”


Kini tinggal  warga Kota Bogor untuk menyambut ajakan pemimpin mereka. Melangkahlah bersama, bekerjalah bersama demi terwujudnya kehidupan yang lebih makmur dan sejahtera, tentram serta damai.  Dengan kebersamaan, setiap cita-cita dan harapan bisa terwujud. Kita bisa asal kita bertekad dan yakin bisa! Dirgahayu Kota Bogor! (Advertorial)

Tidak ada komentar:

Posting Komentar